EVALUASI PRAKTEK GROUPWORK
Gagasan yang sedang berkembang dalam pekerjaan sosial
adalah bahwa praktisi menjadi “praktisi - peneliti”. Alasannya berifat politis,
yakni bahwa pekerjaan Social harus dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas).
banyak sumber dana dan badan-badan legislatif niempertanyakan apakah dana-dana
untuk program-program sosial digunakan dengan baik. Hal ini yang membuat
pekerja-pekerja sosial harus mengumpulkan dan melaporkan data tentang hasil
kegiatan-kegiatan mereka. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa dana-dana
tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan secara efektif sehinggá
memberikan manfäat yang banyak pada orang-orang. Sayangnya, hal ini tidak
selalu merupakan hasil dan usaha-usaha evaluasi.
Satu alasan mengapa evaluasi sulit dilakukan adalah
terbatasnya pengetahuan tentang pengukuran hasil-hasil dan intervensi pekerjaan
sosial. Kecuali bidang pengubahan përilaku yang cepat perkembangannya. Banyak
alat-àlat ukut perubahan perilaku yang reliabel. Akan tetapi, tidak semua
tujuan-tujuan intervensi terkonseptualisasikan sebagai perubahan perubahan
diskrit perilaku. Tujuan-tujuan kadang-kadang diuraikan dalam istilah-istilah
emosi, sikap, evaluasi-diri, kualitas-kualitas keputusan yang dibuat oleh
seseorang atau perubahan-perubahan yang bersifat institusional. Sementara itu,
praktisi dan peneliti bekerja untuk menciptakan alat ukur yang valid dan
reliabel terhadap semua fenomena yang berhubungan dengan tujuan-tujuan
pekerjaan sosial. Hasilnya masih terdapat kelemahan Diantara para praktisi
masih terdapat ketidaksepakatan tentang jenis-jenis pengukuran yang tepat.
Persoalan lainnya yang berhubungan dengan
akuntabilitas pada saat ini adalah jenis data yang dikumpulkan sering terkesan
dipaksakan oleh lembaga terhadap pekerja sosial tanpa memperhatikan berbagai
variasi yang ada pada kelayan. Oleh karena itu, pekerja sosial tidak selalu
mengambil data dengan sungguh-sungguh untuk tujuan-tujuan mengevaluasi program.
Banyak pekerja-pekerja sosial kelompok yang. mencatat data pada format-format
lembaga tanpa banyak berfikir, ini karena kegagalan mereka dalam
mengidentifikasi tujuan-tujuan dan metode-metode evaluasi yang dibutuhkan oleh
lembaga.
Pekerja sosial kelompok, seperti pekerja-pekerja
sosial, mengalami kesulitan dengan teknologi evaluasi yang akan diuraikan
nanti. Hal ini tidak merintangi keyakinan kita bahwa evaluasi pekerja sosial
tentang praktek mereka merupakan komponen penting dan kegiatan-kegiatan mereka
Bahwa semua pekerja sosial harus berjuang menanggulangi beberapa hambatan dalam
praktek, yang ada pada teknologi evaluasi yang tidak adekuat dan
pendekatan-pendekatari tidak tepat yang dipaksakan oleh lembaga. Alasan untuk
evaluasi tersebut, masuk dalam kepedulian kita pada sumber-sumber yang dialokasikan
agar program efektif Pekerja sosial juga memiliki kewajiban tertentu terhadap
anggota-anggota kelompok mereka mempunyai hak untuk menguji apakah ‘investment’
mereka dalam proses GroupWork mencapai tujuan-tujuan yang mereka rumuskan
sendiri, bagi mereka sendiri.
Selain itu, pekerja sosial mempunyai tanggung jawab
untuk melakukan prakteknya secara efektif konsekuensinya, pekerja sosial harus
mengetahui prosedur mana yang akan digunakan untuk memudahkan dalam mengubah
individu yang paling efektif dan efisien. Ketika pekerja sosial menerapkan
prosedur untuk mengubah kelompok dan kondisi-kondisi lingkungan untuk mencapai
tujuan-tujuan individual, mereka juga harus mengetahui apakah prosedur tersebut
‘bekerja’. Jadi, persyaratan yang kita terapkan bagi pekerja-pekerja sosial,
sebagai profesional adalah mereka harus menggunakan intervensi untuk membantu
anggota-anggota kelompok dengan menggunakan waktu dan energi yang sesedikit
mungkin.
Dalam hal ‘praktisi peneliti”, kita mempunyai maksud
tertentu mengapa kata “praktisi” ditempatkan lebih dahulu Perhatian (interest)
praktisi seharusnya dalam melayani anggota-anggota kelompok, jika tanggung
jawab atas keefektifan pelayanan menghasilkan pemahaman yang lebih dahulu tentang
prosedur yang digunakan dalam beberapa
hal, pandangan tentang perilaku manusia ini memiliki nilai. Tetapi
berikutnya adalah menawarkan pelayanan secara bertanggung jawab dan dapat
dipertanggungjawabkan (accountable). Jadi, praktisi tidak mesti menggunakan
kuesioner atau instrumen-instrumen lain atau subyek-subyek anggota untuk
penekanan apapun, jika ini tidak diperlukan untuk melayani segenap anggota bila
para praktisi ingin melàkukan riset, anggota anggota mesti diberitahu tentang
hal tersebut sebagai suatu isu / persoalaan terpisah yang mereka dapat terima
atau tolak
Semüa pihak yang relevan harus dilibatkan dalam
menentukan hakekat dan tingkat suatu prosedur evaluasi. Pertama dan utama
anggota-anggota kelompok harus dibantu untuk menentukan apa yang mereka ingin
ketahui tentang pengaruh-pengèruh dan pelayanan kelornpok Kedua,
pekerja-pekerja sosial harus mempertimbangkan jenis informäsi apa yang akan
membantu mereka, bertanggung jawab pada anggota-.anggota dan membawa pada praktek
yang lebih baik. Permintaan-permintaan lembagà akan informàsi-informasi
tertentu dan pekerja sosial atau dan anggota-anggota kelompok jangan sampai
menimbulkan.konflik atau mengganggu persyaratan-persyaratan ini.
Dalam menentukan bagaimana mengevaluasi praktek
GroupWork, pekerja sosial hàrus merumuskan (dengan keterilibatan anggota dan
significant others yang tepat) dalam rancangan evaluasi dan dalam instrumen
yang ákan digunakan. Selanjutnya, pekerja sosial harus mengumpulkan informasi
evaluatif tidak hanya dalam hubungannya dengan anggota-anggota, tetapi juga
dengan kelompok dan lingkungannya, bila sistem-sistem ini merupakan sasaran
intervensi. Dengan demikian, secara terpisah kita akan mempertimbangkan
persoalan-persoalan tentang disain dan pengukuran untuk diterapkan pada
individu-individu anggota, kelompok dan sistem-sistem diluar kelompok.
- EVALUASI PERUBAHAN INDIVIDUAL ANGGOTA-ANGGOTA KELOMPOK
1.
Disain (rancangan) Evaluasi
Disain (rancangan) suatu evaluasi terdiri atas
rencana-rencana tentang bilamana dan dan siapa informasi akan dikumpulkan.
Demikian pula halnya jenis-jenis informasi yang akan dicari. Rencana-rencana
ini, didasàrkan pada cara bagaimana informasi tersebut akan dianalisa üntuk
menentukan pengaruh pelayanan.
Untuk mengidentifikasi apakah individu-individu
mendapatkan manfaat dan pelayanan Group Work. suatu pengukuran harus dibuat dan
kedaaan-keadaan dan perilaku-perilaku yang relevan, terutama dengan
pengalaman-pengalaman kelompok dan sesudahnya. Selain itu, tergantuhg pada
situasi, pengukuran harus dibuat selama proses GroupWork berlangsung
kadang-kadang setelah terminasi.
Pengukuran terhadap keadaan masalah seorang anggota atau yang berkenaan terutama dengan pelayanan GroupWork mengacu pada suatu Baseline (dasar). Anggota tersebut kemüdian mencari perbaikan dalam pengukuran ini sebagái hasil dan partisipasi kelompok. Suatu baseline yang tepat / memadai memerlukan suatu proses yang dilalui anggota-anggota dalam memutuskan apa yang mereka harapkan berubah sebagai hasil dari pengalaman kelompok dan apa tujuan-tujuan perubahannya.
Misalnya : beberapa cara yang digunakan oleh anggota-anggota kelompok untuk menetapkan baseline individual seperti berikut:
Pengukuran terhadap keadaan masalah seorang anggota atau yang berkenaan terutama dengan pelayanan GroupWork mengacu pada suatu Baseline (dasar). Anggota tersebut kemüdian mencari perbaikan dalam pengukuran ini sebagái hasil dan partisipasi kelompok. Suatu baseline yang tepat / memadai memerlukan suatu proses yang dilalui anggota-anggota dalam memutuskan apa yang mereka harapkan berubah sebagai hasil dari pengalaman kelompok dan apa tujuan-tujuan perubahannya.
Misalnya : beberapa cara yang digunakan oleh anggota-anggota kelompok untuk menetapkan baseline individual seperti berikut:
1.
Seorang anggota sebuah kelompok
mahasiswa mengukur, untuk tiga kelas, seberapa cemas yang ia rasakan ketika ia
berbicara kepada orang banyak. Ia menggunakan sebuah skala dimana nol
menunjukkan sangat tenang dan 100 sangat cemas.
2.
Seorang anggota sebuah kelompok
orang tua menghitung berapa kali ia mengkritik anaknya untuk setiap tiga hari
secara berurutan.
3.
Seorang anggota sebuah kelompok
‘assetiveness’ mengukur tingkat assertiveness (ketegasan) dengan menggunakan
skala Rathus.
4.
Seorang anggota sebuah kelompok
keputusan karir menunjukkan bahwa sebelumnya ía telah dua kali memikirkan
keputusan tepàt karirnya tetapi mengundurkan diri dan program pelatihan sebelum
muläi karena ragu-ragu akan keputusannya.
5.
Seorang anggota kelompok ‘Gay’
mengatakan bahwa ia .telah pulang ke rumahnya dua kali dalam bulan lalu untuk
mengatakan tentang ‘ke - gay - annya’ kepada orang tuanya dan ía tidak dapat
melakukannya.
Persoalan teknis sehubungan dengan pengukuran baseline
diluar ruang lingkup teks ini: Süatu isu teknis utama yang berhubungan dèngan
jumlah pengukuran baseline’ yang akan dibuat untuk menjamin báhwa pengukuran
tersèbut menggambarkan perilaku khas (terténtu) dan anggota kelompok. Pembaca
dapat konsultasi dengan beberapa buku teks yang menjelaskan secara rinci
kriteria untuk baseline yang tepat.
Selain frekuensi péngukuran, keputusan lain harus dibuat misalnya apakah keefektifan akan dievaluasi untuk setiap individu secara terpisah atau apakah akan dievaluasi untuk kelompok secara keseluruhan. Ada sebuah tradisi lama dalam mengevaluasi kelompok dan penyembühan-penyembuhan individual dengan menguji pengaruh-pengaruhnya terhadap individu-individu, Penyajian studi-studi kasus merupakan contoh hal ini. Dalam studi-studi kasus demikian para praktisi menegaskan nilainya dan peñdekatannya dengan menunjukkan bahwa ini menolong orang-orang tertentu. Metode ini, tanpa ragu-ragu memajukan pengetahuan tentang banyak teknik dan akan terus demikian. Pengukuran-pengukurannya kualitatif dalam menjelaskan situasi seseorang sebelum dan sesudah penyembuhan (treatment).
Selain frekuensi péngukuran, keputusan lain harus dibuat misalnya apakah keefektifan akan dievaluasi untuk setiap individu secara terpisah atau apakah akan dievaluasi untuk kelompok secara keseluruhan. Ada sebuah tradisi lama dalam mengevaluasi kelompok dan penyembühan-penyembuhan individual dengan menguji pengaruh-pengaruhnya terhadap individu-individu, Penyajian studi-studi kasus merupakan contoh hal ini. Dalam studi-studi kasus demikian para praktisi menegaskan nilainya dan peñdekatannya dengan menunjukkan bahwa ini menolong orang-orang tertentu. Metode ini, tanpa ragu-ragu memajukan pengetahuan tentang banyak teknik dan akan terus demikian. Pengukuran-pengukurannya kualitatif dalam menjelaskan situasi seseorang sebelum dan sesudah penyembuhan (treatment).
Satu dari disain terbaru untuk mengevaluasi
usaha-usaha perubahan juga memfokuskan pada kasus-kasus individual, tetapi
menggunakan pengukuran kuantitatif karena lebih baik dan kualitatif ini
biasanya merujuk pada “disain subyek tunggal” dan mencakup suatu pengukuran
baseline, demikian pula pengukuran selanjutnya. Karena pengukurannya
kuantitatif prosedur statistik biasanya digunakan untuk meyingkirkan beberapa
penyebab perubahan yang terdapat dalam peristiwa-peristiwa lain selain
pengalaman kelompok. Misalnya seorang anggota yang mengalanai kecemasan dapat
tanpa treatment mengalami peredaan kecemasan secara perlahan-lahan Selama treatment,
kemajuan ini dapat terjadi lebih cepat. Secara relative prosedur statistik
sederhana dapat digunakan untuk menentukan kemungkinan bahwa suatu perubahan
dalam kisaran kemajuan tersebut disebabkan oleh sesuatu selain intervensi
kelompok.
Terdapat sejumlah jenis-jenis disain kasus tunggal yang berbeda-beda, masing-masing dengan penggunaanya yang rasional. Satu dari disain yang paling umum adalah disain AB dimana pengukuran dasar dibuat mengikuti pengukuran sesudahnya (dan kadang-kadang selama) intervensi. Lainnya adalah suatu disain baseline ganda dimana pengukuran dasar dibuat untuk beberapa perilaku sementara treatment terjadi pada orang lain. Variasi dan disain yang terakhir ini mencakup pengukuran dasar dan perubahan-perubahan yang melibatkan anggota-anggota yang berbeda dalam kelompok tersebut atau situasi-situasi berbeda untuk anggota yang sama. Disain lain yang umum melibatkan perolehan suatu baseline diikuti dengan beberapa jenis intervensi dengan pengukuran setelah intervensi. Disain terakhir ini membantu dalam mengidentifikasi potensi relatif berbagai intervensi terutama jika seseorang menggunakannya dengan anggota-anggota berbeda dan urutan yang berbeda.
Satu masalah bagi GroupWork sehubungan disain-disain ini adalah bahwa apa yang dikerjakan dengan satu anggota akan mempengaruhi yang lainnya. Oleh karena itu adalah sulit untuk memisahkan pengaruh-pengaruh suatu intervensi dalam kelompok dan pengaruh-pengaruh anggota satu sama lain.Meskipun demikian, masih berharga untuk mengetahui jika anggota-anggota mengalami kemajuan, bahkan ketika variabel .tenggung jawab untuk kemajuan tidak dapat ditentukan dengan pasti.
isu utáma bagi pekerja-pekerja sosial kelompok yang menggunakan berbagai teknik, bukan perilaku primer adalah bagaimana mengukur baseline-baseline dan perubahan-perubahan perilakü spesifik yang däpat dihitung ini termasuk kualitas komunikasi, kepuasan diri, dan persepsi tentang diri seseorang. Pengukuran ada untuk semua fenomena dan yang baru sekarang diciptakan.Dengan demikian, kurangnya pengukuran (kegagalan pengukuran) tidak dapat menjadi alasan untuk gagalnya mengevaluasi kemajuan individual. Rose memberikan sejumlah contoh pengukuran perubahan-perubahan anggota kelompok yang tëlah diuji melalui rancangan subjek tunggal ini termasuk perilaku-perilaku pemimpin, respon-respon, emosional, dan respon-respon pemberian informasi.
Para praktisi akan menggunakan rancangan kelompok kontrol dimana pekerja-pekerja sosial membandingkan sejumlah anggota. yang menerima bentuk pelayanan khusus dengan mereka yang menerima bentuk alternatif atau yang tidak menerirna sama sekali. Nilai pendekatan ini merupakan alasan-alasan untuk perubahan, berbeda dengan intervensi spesifik dapat dikesampingkan.. Masalah praktisi tentang disain tersebut adalah mereka memerlukan prosedur yang memakan waktu dan kadang-kadang sulit dicapai seperti tugas anggota secara acak untuk kelompok-kelompok kontrol dan eksperimental. Selain itu, masalah-masalah analisis data disebabkan oleh terminasi prematur anggota kelompok dan mempengaruhi anggota-anggota satu sama lain.
Dalam menghitung perilaku-perilaku individu untuk mengevaluasi pengaruh-pengaruh GroupWork, pekerja-pekerja sosial memiliki sejumah sumber data berbeda yang dapat digunakan. Salah satunya adalah laporan diri (self report) anggota.
Terdapat sejumlah jenis-jenis disain kasus tunggal yang berbeda-beda, masing-masing dengan penggunaanya yang rasional. Satu dari disain yang paling umum adalah disain AB dimana pengukuran dasar dibuat mengikuti pengukuran sesudahnya (dan kadang-kadang selama) intervensi. Lainnya adalah suatu disain baseline ganda dimana pengukuran dasar dibuat untuk beberapa perilaku sementara treatment terjadi pada orang lain. Variasi dan disain yang terakhir ini mencakup pengukuran dasar dan perubahan-perubahan yang melibatkan anggota-anggota yang berbeda dalam kelompok tersebut atau situasi-situasi berbeda untuk anggota yang sama. Disain lain yang umum melibatkan perolehan suatu baseline diikuti dengan beberapa jenis intervensi dengan pengukuran setelah intervensi. Disain terakhir ini membantu dalam mengidentifikasi potensi relatif berbagai intervensi terutama jika seseorang menggunakannya dengan anggota-anggota berbeda dan urutan yang berbeda.
Satu masalah bagi GroupWork sehubungan disain-disain ini adalah bahwa apa yang dikerjakan dengan satu anggota akan mempengaruhi yang lainnya. Oleh karena itu adalah sulit untuk memisahkan pengaruh-pengaruh suatu intervensi dalam kelompok dan pengaruh-pengaruh anggota satu sama lain.Meskipun demikian, masih berharga untuk mengetahui jika anggota-anggota mengalami kemajuan, bahkan ketika variabel .tenggung jawab untuk kemajuan tidak dapat ditentukan dengan pasti.
isu utáma bagi pekerja-pekerja sosial kelompok yang menggunakan berbagai teknik, bukan perilaku primer adalah bagaimana mengukur baseline-baseline dan perubahan-perubahan perilakü spesifik yang däpat dihitung ini termasuk kualitas komunikasi, kepuasan diri, dan persepsi tentang diri seseorang. Pengukuran ada untuk semua fenomena dan yang baru sekarang diciptakan.Dengan demikian, kurangnya pengukuran (kegagalan pengukuran) tidak dapat menjadi alasan untuk gagalnya mengevaluasi kemajuan individual. Rose memberikan sejumlah contoh pengukuran perubahan-perubahan anggota kelompok yang tëlah diuji melalui rancangan subjek tunggal ini termasuk perilaku-perilaku pemimpin, respon-respon, emosional, dan respon-respon pemberian informasi.
Para praktisi akan menggunakan rancangan kelompok kontrol dimana pekerja-pekerja sosial membandingkan sejumlah anggota. yang menerima bentuk pelayanan khusus dengan mereka yang menerima bentuk alternatif atau yang tidak menerirna sama sekali. Nilai pendekatan ini merupakan alasan-alasan untuk perubahan, berbeda dengan intervensi spesifik dapat dikesampingkan.. Masalah praktisi tentang disain tersebut adalah mereka memerlukan prosedur yang memakan waktu dan kadang-kadang sulit dicapai seperti tugas anggota secara acak untuk kelompok-kelompok kontrol dan eksperimental. Selain itu, masalah-masalah analisis data disebabkan oleh terminasi prematur anggota kelompok dan mempengaruhi anggota-anggota satu sama lain.
Dalam menghitung perilaku-perilaku individu untuk mengevaluasi pengaruh-pengaruh GroupWork, pekerja-pekerja sosial memiliki sejumah sumber data berbeda yang dapat digunakan. Salah satunya adalah laporan diri (self report) anggota.
Dalam hal ini anggota kelompok menghitung perilaku
mereka sendiri atau menghitung perasaan mereka sendiri atau sikap atau
menunjukkan situasi sulit yang mereka alami. Lainnya adalah observasi atau
penilaian pekeria sosial. Pekerja sosial, atau anggota-anggota kelompok
lainnya, dapat menghitung seberapa sering anggota kelompok berbicara, jumlah
derajat ketegasan pernyataan anggota, atau apakah anggota membicarakan materi
pribadi dalam kelompok Penghitungan pengamat luar dapat digunakan untuk tujuan
yang sama. Pengarnat-pengamat ini dengan ijin dan anggota-anggota dapat duduk
dalam pertemuan atau mereview rekaman tip. Pekerja sosial dapat juga
menggunakan catatan-catatan dari pihak lain seperti guru sekolah, orang tua,
atau pegawai-pegawai, dengan ijin dan anggota kelompok.
2.
Tehnik-tehnik Pengukuran
Pekerja-pekerja sosial harus mengenal dengan baik berbagai pengukuran sebagai berikut:
a)
Tehnik Menghitung Perilaku
(Behavioral Counts)
Menghitung perilaku mencakup jumlah berapa kali seorang anggota kelompok melakukan tindakan yang diinginkan, misalnya mengerjakan tugas—tugas pekerjaan rumah, bolos sekolah, mengawali percakapan dengan kenalan atau mengekspresikan kasih sayang. Banyak peralatan yang telah dikembangkan untuk memudahkan menghitung, seperti mesin penghitung dan Charts.
Menghitung perilaku mencakup jumlah berapa kali seorang anggota kelompok melakukan tindakan yang diinginkan, misalnya mengerjakan tugas—tugas pekerjaan rumah, bolos sekolah, mengawali percakapan dengan kenalan atau mengekspresikan kasih sayang. Banyak peralatan yang telah dikembangkan untuk memudahkan menghitung, seperti mesin penghitung dan Charts.
b)
Tehnik Skala Pencapaian
Tujuan (Goal Attaintment Scaling)
Tehnik ini biasa disingkat GAS (Goal Attaintment Scaling). Skala Pencapaian Tujuan adalah suatu prosedur untuk mengukur kemajuan kelayan dalam mencapai tujuan. ini dapat dilihat secara lengkap bentuknya dalam Tabel 8-1 suatu skala yang dikembangkan untuk semua tujuan tiap kelayan. Skala tersebut terdiri atas lima tingkat, dan hasil yang paling menyenangkan sampai yang paling tidak menyenangkan sehubungan dengan tujuan. Nilai tengah dan skala menggambarkan tingkat keberhasilan yang “dtharapkan”. pendekatan ini digunakan dalam kelompok, anggota-anggota kelompok dapat membantu satu sama lain untuk mendefinisikan setiap tingkat dan
menjumlah hasil tingkat-tingkat ini.
Kiresule dan Garwick telah mengembangkan prosedur statistik yang menciptakan skor-skor pencapaian tujuan bagi kelayan. Skor-skor ini dapat digunakan untuk membantu pekerja-pekerja sosial mengidentifikasi tipe kelompok mana yang paling membantu bagi anggota-anggota kelompoknya Pekerja-pekerja sosial dapat menguji kondisi-kondisi yang ditemukan dalam kelompok-kelompok yang berhasil atau yang tidak berhasil sebagai suatu cara untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik dan sekumpulan pengalaman-pengalaman kelompok yang paling efektif dalam hubungannya dengan atribut-atnibut, masalah-masalah anggota, dan lain-lain.
Kita juga menggunakan skala pencapaian tujuan untuk
mengevaluasi prestasi anggota bila anggota-anggota kelompok sangat rendah
keberfungsiannya dan kemampuannya hanya minimal dalam peran sertanya
menciptakan poin-poin skala. Kita bekerja dengan. anggota-anggota kelompok
untuk membantu mengidentifikasi. “tingkat harapan akan keberhasilan” mereka dan
menciptakan level-level lainnya tanpa partisipasi anggota sepenuhnya. Kita mengakui
keterbatasan-keterbatasan tetapi harus memikirkan solusinya dalam mengembangkan
skala.
TABEL
c)
Tehnik Menghitung Sendiri
Pernyataan-pernyataan Emosional
Satu dan emosi-emosi anggota kelompok yang memerlukan bantuan adalah Kecemasan. Jenis perasaan ketidakenakan ini dialami oleh anggota-anggota yang phobia atau masalah-masalah ketika melaksanakan tugas-tugas seperti menanyakan tanggal kepada seseorang atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dan guru. Seperti kita laporkan, praktisi-praktisi telah menemukan reliabilitas (kehandalan) dalam meminta anggota kelompok menghitung tingkat kecemasan mereka sendiri dalam skala 0 sampai 100 Skala demikian juga dapat digunakan untuk perasaan jengkel
(kejengkelan), marah, dan kecocokan.
d) Tehnik Menghitung Klarifikasi Nilai
Anggota-anggota kelompok sering mencari penjelasan dan penegasan
tentang nilai-nilai mereka sebagai hasil pengalaman kelompok. Beberapa dan
instrumen yang digunakan untuk latihan-latihan kiarifikasi nilai dapat juga
digunakan untuk menentukan baseline. Demikian pula perubahan-perubahan
nilai-nilai anggota kelompok Contohnya: “Jaringan Nilai-nilai (values grid)”
(lihat tabel 8 -2). Anggota kelompok menempatkan isu-isu nilai yang relevan
dengan mereka dalam kolom isu Misalnya : dalam satu kelompok remaja,
anggota-anggota mendaftar “pernyataan bangga menjadi kulit hitam”, “apa artinya
menjadi pria atau menjadi wanita”, dan “seberapa jujur saya bisa lakukan dengan
orang yang tertutup pada saya”. Anggota-anggota membuat tanda cek (V) pada
ketujuh kolom dalam kaitanya dengan pertanyaan-pertanyaan beriküt :
1.
Apakah anda bangga dengan
posisi anda sekarang?
2.
Apakah anda mempublikasikan
dengan tegas posisi anda?
3.
Apakah anda memilih posisi dan
alternative-alternatif ?
4.
Apakah anda memilih posisi
setelah melakukan pertimbangan-pertimbangan pikiran sepenuhnya dari segi sebab
dan akibat?
5.
Apakah anda memilih posisi anda
dengan tegas?
6.
Apakah anda telah melakukan
tindakan atau melakukan apa saja untuk kepércayaan-kepercayaan anda?
7.
Apakah anda bertindak dengan
pengulangan, pola, atau konsistên dengan isu ini?
Contoh
Tabel 8-2: Jaringan nilai
Contoh
Tabel 8-2: Jaringan nilai
TABEL
e)
Tehnik Menghitung
Keterampilan Memahami diri Sendiri dan Situasi
Tujuan pelayanan-pelayanan kelompok bagi anggota-anggota dapat membantu mereka mempelajari bagaimana memahami dan membuat keputusan-keputusan rasional berdasarkan perilaku atau situasi. Setelah - pengalaman kelompok berlalu mereka memperbaiki kemampuan menganalisa situasi-situasi dan membuat keputusan-keputusan yang akan membantu anggota-anggota menanggulangi situasi-situasi bermasalah secara lebih baik. Sejumlah pendekatan yang telah dibahas menyajikan cara melaksanakannya, termasuk pemècahan masalah, anailsis perilaku, dan analisis transaksional. Skala tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan anggota dalam menggunakan pendekatan-pendekatan ini.
Anggota-anggota kelompok dapat menerapkan skala tersebut untuk proses kerja mereka. Sedangkan Anggota-anggota lain dapat menggunakannya sebagai dasar untuk melakukan interview pada anggota, dan menilai kognitif mereka. Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan untuk menilai skill anggota dalam memecahkan masalah:
Tujuan pelayanan-pelayanan kelompok bagi anggota-anggota dapat membantu mereka mempelajari bagaimana memahami dan membuat keputusan-keputusan rasional berdasarkan perilaku atau situasi. Setelah - pengalaman kelompok berlalu mereka memperbaiki kemampuan menganalisa situasi-situasi dan membuat keputusan-keputusan yang akan membantu anggota-anggota menanggulangi situasi-situasi bermasalah secara lebih baik. Sejumlah pendekatan yang telah dibahas menyajikan cara melaksanakannya, termasuk pemècahan masalah, anailsis perilaku, dan analisis transaksional. Skala tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan anggota dalam menggunakan pendekatan-pendekatan ini.
Anggota-anggota kelompok dapat menerapkan skala tersebut untuk proses kerja mereka. Sedangkan Anggota-anggota lain dapat menggunakannya sebagai dasar untuk melakukan interview pada anggota, dan menilai kognitif mereka. Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan untuk menilai skill anggota dalam memecahkan masalah:
1.
Apakah anggota kelompok mencari
informasi tentang masalahnya? Misalnya : Jika masalahnya mencari pekerjaan,
apakah anggota mencari tahu tentang jenis-jenis. pekerjaan yang anyak tersedia
untuk orang-orang dengan pelatihan dan kemampuan tertentu?
2.
Apakah anggota telah
mengidentifikasi alternative-alternatif yang tersedia baginya ? Apakah alternatif-alternatif
ini mencakup hal yang paling penting atau relevan? Apakah individu-individu
menggunakan informasi dalam pertanyaan untuk mengidentifikasi alternatif-alternatif?
3.
Apakah anggota mengevaluasi
alternative-alternatif dengan menggunakan kriteria yang paling mungkin membantu
anggota mencapai tujuannya. Alternatif dengan kerugian atau biaya yang paling
sedikit. Alternatif yang paling konsisten dengan nilai-nilai anggota.
4.
Apakah anggota memilih
alternatif yang dinilai paling menyenangkan?
5.
Apakah anggota mulai
mengembangkan rencana untuk melaksanakan alternatif?
Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”.
Atau mereka dapat menghitung skala not sampai lima, dengan not untuk tidak
adanya perilaku tersebut. Skala demikian tidak menggambarkan jenis këkhususan
yang digambakan dalam riset formal tetapi menggambarkan informasi yang akan
membantu anggota-axggota dan pekerja sosial untuk menilai apakah suatu
pendekatan rasional digunakan untuk memecahkan masalah. Hal ini kemungkinan
merupakan satu dan cara-cara anggota melakukan pendekatan pada masalah.
f)
Pelaksanaan Tugas
Dalam banyak kelompok, termasuk kelompok yang berpusat
pada tugas (Task-Centered), anggota kelompok berusaha mencapai tujuan-tujuan
dengan melaksanakan tugas-tugas, Kita telah sedikit memodifikasi
instrumen-instrumen yang dikembangkan oleh Reid dan Epstein untuk digunakan
dalam kelompok tersebut. Untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas kelayan, kita
mengembangkan suatu format yang harus diisi dalam setiap sesi. Dalam setiap
ruang yang dialokasikan pada format untuk setiap anggota kelompok, informasi-informasi
berikut diperlukan tugas atau rincian tügas yang harus dilaksanakan pada suatu
sesi hambatan-hambatan yang ditemukan anggota kelompok dalarn melaksanakan
tugas rencana anggota untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut; siapa yang
mengusulkan tugas-tugas tersebut (pekerja sosial, anggota, anggota-anggota yang
lain) dan menghitung komitmen anggota pada tugas dan pelaksanaannva.
Reid juga telah mengembangkan suatu instrumen untuk mengukur kemajuan kelayan dalam memecahkan masalah. Instrumen ini mengijinkan kelayan dan pekerja sosiàl untuk memilih dan keenam jenis skala yang berbeda, yang paling tepat untuk situasi kelayan. Skala Tersebut berbeda jenis pengukurannya baik secara kuantitatif maupun kualitatif Instrumen tersebut juga dapat digunakan untuk mengukur berkurangnya masalah anggota dalam kelompok.
Reid juga telah mengembangkan suatu instrumen untuk mengukur kemajuan kelayan dalam memecahkan masalah. Instrumen ini mengijinkan kelayan dan pekerja sosiàl untuk memilih dan keenam jenis skala yang berbeda, yang paling tepat untuk situasi kelayan. Skala Tersebut berbeda jenis pengukurannya baik secara kuantitatif maupun kualitatif Instrumen tersebut juga dapat digunakan untuk mengukur berkurangnya masalah anggota dalam kelompok.
g) Instrumen-instrumen
Psikologi
Banyak instrumen yang dikembangkan oleh
psikolog-psikolog dan ilmuwan-ilmuwan perilaku lainnya, termasuk pekerja sosial
yang dapat digunakan oleh praktisi-praktisi pekerjaan sosial. Penggunaannya
tidak memerlukan pelatihan yang sangat khusus. Pekerja-pekerja sosial sendiri
mengembangkan instrumen-instrumen asesmen dan evaluasi yang tepat untuk
tujuan-tujuan dan metode-metode pekerjaan sosial. Skala Rathus untuk mengukur
ketegasan (assertiveness), dapat digunakan pekerja sosial untuk membantu
anggota-anggota kelompok agar menjadi lebih assertive. lnstrumen Thomas dan Hop
digunakan untuk nienilai komunikasi perkawinan. Rose dan pembantunya untuk
keterampilan hubungan antar pribadi. Derogatis dan pembantunya .untuk
gejala-gejala psikiatrik Konsep diti Fitts dan McNair untuk ‘mood’, dan
kepuasan mental, menggeneralisasikan isi, harga diri, kepuasan seksual,
sikap-sikap orangtua pada Anak-anak, dan sikap anak pada Ibu dan Bapak..
- EVALUASI PERUBAHAN DALAM
KONDISI KELOMPOK
Pekerja sosial kelompok dan anggota-anggotanya berupaya memodifikasi kondisi-kondisi kelompok dalam rangka menciptakan suatu kelompok yang kondusif untuk mencapai tujuan-tujuan anggota. Berbagai prosedur harus dilalui oleh pekerja sosial kelompok untuk mencapai hal ini. Pekerja sosial kelompok akan berupaya mengevaluasi apakah kegiatan-kegiatan mereka mengarah pada perubahan-perubahan yang diinginkan dalam kelompok. Seringkali perubahan-perubahan kelompok ini merupakan bukti-bukti Pekerja sosial kelompok akan mencari alat ukur perubahan kelompok yang handal (reliable) untuk mengevaluasi keefektifan teknik-teknik GroupWork dan menguatkan anggota-anggota kelompok dalam bekerja sama.
1.
Teknik-teknik Pengukuran
Beberapa pendekatan yang sering digunakan oleh pekerja sosial kelompok untuk mengukur perubahan-perubahan dalam kondisi-kondisi kelompok adalah sebagai berikut:
2.
Pencatatan Kelompok (Group
Recording)
Sebagai bagian dan tanggung jawab praktek pekerja
sosial kelompok akan menulis catatan setelah pertemuan-pertemuan dilakukan.
Kadang-kadang bila pekerja sosial kelompok mengharapkan analisis faktor yang
cermat untuk memberikan kontribusi pada hasil kelompok tertentu ia akan membuat
pencatatan proses. Dalam pencatatan ini pekerja sosial kelompok menyajikan
peristiwa-peristiwa paling penting yang teradi selama pertemuan. Dari segi
penggunaan waktu pencatatan proses mustahil dilakukan, karena mencatat setiap
kata yang diucapkan. Pekerja sosial harus benar-benar memilih pernyataan-pernyataan
anggota kelompok Pekerja sosial harus melaporkan peranan-peranan yang dimainkan
selama melakukan pengarahan-pengarahan dalam pertemuan-pertemuan. Hal ini
berguna untuk mengetahui bagaimana individui-individu menanggulangi
peristiwa-peristiwa atau bagaimana kondisi-kondisi kelompok berubah. Pekerja
sosial harus membuat penilaian-penilaian terhadap pernyataan-pernyataan yang relevan.
Jika pekerja sosial kelompok mengharapkan data yang lebih “obyektif” maka harus
minta ijin anggota kelompok untuk menggunakan alat rekam elektronik.
Jenis pencatatan yang mengkonsumsi waktu lebih sedikit adalah pencatatan insiden-insiden knitis. Pekerja sosial menulis catatan proses, tapi hanya mengenal insiden yang terjadi selama pertemuan kelompok Pekerja sosial harus yakin terhadap insiden yang erat hubungannya dengan pengujian informasi tentang peristiwa, baik yang mempeagaruhi kelompok secara keseluruhan maupun sebagian.
Jenis pencatatan yang mengkonsumsi waktu lebih sedikit adalah pencatatan insiden-insiden knitis. Pekerja sosial menulis catatan proses, tapi hanya mengenal insiden yang terjadi selama pertemuan kelompok Pekerja sosial harus yakin terhadap insiden yang erat hubungannya dengan pengujian informasi tentang peristiwa, baik yang mempeagaruhi kelompok secara keseluruhan maupun sebagian.
Sering pula pekerja sosial kelompok menggunakan
pencatatan ringkas. Dengan format pencatatan ini pekerja sosial kelompok
meringkas peristiwa-peristiwa pokok yang terjadi selama sesi pertemuan dan
termasuk kutipan-kutipan langsung dan anggota-anggota atau pekerja sosial.
Pencatatan ini memuat item-item seperti nama kelompok, tanggal kelompok memulai
dan mengakhiri kelompok, nama - pekerja sosial kelompok, jumlah sesi pertemuan,
anggota-anggota yang hadir dan yang tidak hadir, tujuan kelompok, tujuan-tujuan
sesi pertemuan, kegiatan-kegiatan Sesi pertemuan, analisis pekerja sosial
kelompok terhadap pertemuan, dan rencana-rencana selanjutnya.
Contoh : Format Pencatatan GroupWork Nama Praktisi (Pekerja Sosial): ___________
Nama Kelompok : ___________________________________________
Contoh : Format Pencatatan GroupWork Nama Praktisi (Pekerja Sosial): ___________
Nama Kelompok : ___________________________________________
Sesi Ke :
___________________________________________
Tanggal Pertemuan : ____waktu pertemuan _____s/d _____
Tanggal Pertemuan : ____waktu pertemuan _____s/d _____
Anggota-anggota yang hadir:
1. ________ 3. ________ 5. ________
2. ________ 4. ________
1. Tujuan-tujuan Praktisi untuk sesi kelompok:
(Berikan komentar apakah disetujui oleh anggota-anggota kelompok).
2. Tujuan-tujuan Praktisi bagi indllvidu-individu selama pertemuan:
(Berikan komentar apakah disetujui oleh anggota-anggota kelompok).
3. Agenda Praktisi untuk sesi pertemuan:
(Berikan komentar apakah disetujui oleh anggota-anggota kelompok).
1. ________ 3. ________ 5. ________
2. ________ 4. ________
1. Tujuan-tujuan Praktisi untuk sesi kelompok:
(Berikan komentar apakah disetujui oleh anggota-anggota kelompok).
2. Tujuan-tujuan Praktisi bagi indllvidu-individu selama pertemuan:
(Berikan komentar apakah disetujui oleh anggota-anggota kelompok).
3. Agenda Praktisi untuk sesi pertemuan:
(Berikan komentar apakah disetujui oleh anggota-anggota kelompok).
4. proses :
Kode
|
Episode 1
Waktu: |
Episode 2
Waktu: |
Episode 3
Waktu: |
Episode 4
Waktu: |
Episode 5
Waktu: |
Isi Kode
|
|
|
|
|
|
Kode
Intervensi |
|
|
|
|
|
Kode Tipe
Proses
|
|
|
|
|
|
Catatan:
Kode diciptakan oleh lembaga.
Misal:
Isi = perilaku bermasalah individu, kelompok, rencana kelompok, non verbal
Kode diciptakan oleh lembaga.
Misal:
Isi = perilaku bermasalah individu, kelompok, rencana kelompok, non verbal
kondisi = intérpretasi, memfasilitasi
pemecahan masalah, reinforcement
(penguatan), modeling
tipe program = diskusi, presentasi, permainan (game)., proyek kreativitas pelatihan, pemecahan masalah, role play.
tipe program = diskusi, presentasi, permainan (game)., proyek kreativitas pelatihan, pemecahan masalah, role play.
Pada halaman
bawah, uraikan secara ringkas insiden-insiden, interaksi-interaksi signifikan
di antara anggota-anggota atau di antara auggota-anggota dan pekerja sosial,
serta tunjukkan bagaimana episode-episode itu terjadi:
5. Hambatan-hambatan utama (jika ada) dalam mencapai tujuan-tujuan selama pertemuan: __________________________________________________________
6. Laporan evaluasi data yang terkumpul selama pertemuan: ___________________
7. Rencana-rencana untuk pertemuan selanjutnya:
a. __________________________
b. __________________________
c. dst.
8. Asesmen pertemuan secara menyeluruh: __________________________________
Tujuan-tujuan utaina sesi pertemuan yang telah tercapai untuk proporsi anggota-anggota berikut:
— Semua tercapai ___________________________Semua Anggota
— Hampir sernua tercapai ________________________Sebagian Besar Anggota
— Sebagian tercapai _____________________________Setengah Anggota
5. Hambatan-hambatan utama (jika ada) dalam mencapai tujuan-tujuan selama pertemuan: __________________________________________________________
6. Laporan evaluasi data yang terkumpul selama pertemuan: ___________________
7. Rencana-rencana untuk pertemuan selanjutnya:
a. __________________________
b. __________________________
c. dst.
8. Asesmen pertemuan secara menyeluruh: __________________________________
Tujuan-tujuan utaina sesi pertemuan yang telah tercapai untuk proporsi anggota-anggota berikut:
— Semua tercapai ___________________________Semua Anggota
— Hampir sernua tercapai ________________________Sebagian Besar Anggota
— Sebagian tercapai _____________________________Setengah Anggota
— Sedikit
tercapai ____________________________sedikit
anggota
— Tidak sama sekali _____Tak Satu pun
— Tidak sama sekali _____Tak Satu pun
Menghitung Perilaku (Behavioral Counts)
Menghitung perilaku
sering digunakan untuk menilai perubahan-perubahan dalam kondisi-kondisi
kelompok. Banyak perubahan-perubahan yang diupayakan pekerja sosial kelompok
berbentuk perilaku-perilaku spesifik anggota di dalam kelompok. Bentuk
perilaku-perilaku tersèbut didefinisikan dan dihitung dengan tally. Misainya: pekêrja
sosial kelompok dan kelompok berupaya meningkatkan perilaku tertentu anggota,
misalnya menolong orang lain, datang tepat wàktu dalam pertemuan,
mendeklarasikan penghargaan pada nilai-nilai seseorang, penguatan verbal pada
orang lain.
Baik pekerja sosial kelompok (sebagai pengamat luar) maupun seorang anggota dapat mencatat semua tindakan dan dapat melaporkan hasil-häsilnya pada kelompok. ini menggambarkan suatu kondisi kelompok, dimana perilaku-perilaku tersebut sebagian di-kontrol oleh norma-norma kelompok yang disebut pengekspresian atau penghambatan. Anggota-anggota kelömpok dan pekerja sosial kélompok, ketika mengevaluasi kelompoknya akan sering berupaya mengubah frekuensi perilaku tertentu sehingga dapat meningkatkan keefektifan kelompok.
Pengukuran terhadap. Struktur Kelompok
Baik pekerja sosial kelompok (sebagai pengamat luar) maupun seorang anggota dapat mencatat semua tindakan dan dapat melaporkan hasil-häsilnya pada kelompok. ini menggambarkan suatu kondisi kelompok, dimana perilaku-perilaku tersebut sebagian di-kontrol oleh norma-norma kelompok yang disebut pengekspresian atau penghambatan. Anggota-anggota kelömpok dan pekerja sosial kélompok, ketika mengevaluasi kelompoknya akan sering berupaya mengubah frekuensi perilaku tertentu sehingga dapat meningkatkan keefektifan kelompok.
Pengukuran terhadap. Struktur Kelompok
alat dasar dalam Group Work adalah komunikasi di antara anggota dengan anggota dan diantara anggota dengan pekerja sosial. Struktur komunikasi “Siäpa berbicara kepada siapa tentang apa” sering merupakan target perubahan Tehnik untuk mengevaluasi struktur komunikasi yang paling sederhana adalah membuat tabulasi sekuensi (urutan) pernyataan-pernyataan anggota dan pekerja sosial (Ang, Ang, Ang, PS, Ang, PS, Ang, Ang, Ang, PS). ini dapat digunakan untuk menunjukkan apakah terdapat peningkatan interaksi antara anggota dengan anggota dibandingkan dengan anggota kepada pekerja sosial, dengan memisahkan jumlah Anggota dan jumlah PS.
Beberapa alat yang digunakan untuk méngubah kondisi kelompok dapat juga digunakan untuk mengukur perubahan-perubahan. Misalnya: Rose menjelaskan suatu prosedur untük membantu sebuah kelómpok menjadi lebih sadar terhädap pola-póla penguatan dibandingkan penghukuman (sangsi). Anggota-anggota kelompok menempatkan kepingan-kepingan tertentu dalam sebuah topics dengan menggunakan warna. Warna tertentu merupakan indikasi perasaan yang mendapat penguatan dari warna tertentu lainnya merupâkan indikasi pêrasaan mendapat. hukurnan. Kepingan-kepingan tersebut merupakan tanda pengalaman subyektif, yang dapat dihitung untuk mengevaluasi perubahan-perubahan tipe komunikasi dalam kelompok.
Rose juga mengembangkan suatu system untuk menilai (assessing) isi yang diekspresikan oleh seorang anggota pada yang lainnya. Ia mengembangkan kategori isi berikut: respons usul — pendapat .bertanya; respon terhadap pertanyaan ; respon mendorong diri sendiri; pengaruh negatif; pengaruh positif; dan pemberian informasi. Pengamat memberikan kode sandi untuk sétiap tanda. dalam hal siapa yang mengatakan hal ini, kepada siapa ini ditujukan, dan kategori mana yang tepat. Pekerja sosial mëntabulasi siapa yg paling sering berbicara, siapa yang sering bicara kepada siapa, dan tipe komentar yang paling sering. Bergantung pada kepedulian anggota dan pekerja sosial, tabulasi potensial dapat digunakan untuk memilih tujuan-tujuan perubahan daiam kondisi kelompok dan kemudian memonitor perubahan-perubahan.
Untuk menilai perubahan-perubahan dalam struktur sosiometrik kelompok, beberapa pekerja sosial kelompok mempercayakan pada observasi sub kelompok, sementara yang lain menggunakan standar kuesioner sosiometrik
dimana anggota—anggota kelompok ditanya dengan siapa mereka memilih untuk bekerja atau kepada siapa mereka merasa paling dekat. Kuesioner demikian dapat mempengaruhi (mendorong) kecemasan yang luar biasa. Menurut Yalom, mintalah setiap anggota menghitung semua anggota kelompok dengan cara yang popular/ umum, tanpa merugikan anggota. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menilai perubahan-perubahan tertentu dan menilai komposisi sub-sub kelompok.
Pekerja sosial juga dàpat memonitor perubahan-perubahan dalam struktur kekuasaan (power) kelompok. Terutama ketika anggota-anggota dipengaruhi oleh yang lain dalam kelompok dengan cara-cara yang disfungsi. Beberapa anggota juga dapat memiliki sedikit pengaruh pada kelompok, sehingga menyebabkan gangguan pada harga-diri. Demikian pula pada integrasi mereka dalam kegiatan—kegiatan kelompok. Satu cara untuk menilai perubahan—perubahan dalam pola tersebut adalah mencatat respon-respon terhadap gagasan-gagasan atau usul-usul anggota. Respon-respon ini dapat diberi sandi (1) dukungan atau kesepakatan; (2) ketidaksepakatan; (3) tidak relevan (misal merubah subjek atau mengabaikan pernyataan). Tidak semua respon .diberi sandi; hanya yang ada hubungannya dengan pengarahan, saran / usul, atau gagasan—gagasan baru. Beberapa anggota ada yang tidak memberikan kontribusi pada siapa pun dan hal-hal. tersebüt, dan paling tidak dengan pengukuran mi, rendah dalam manifestasi kekuasaan (power).
Pengukuran Proses kelompok
Satu dan proses-proses kelompok yang
paling penting adalah pemecahan masalah. Pekerja-pekerja sosial kelompok akan
berusaha menilai perubahan-perubahan dalam kemampuan memecahkan masalah
kelompok Sebelumnya telah disajikan suatu alat evaluasi unituk menangani
insiden pemecahan masalah sebagai latihan. Instrumen yang disajikan tersebut
bermanfaat untuk: rekaman tip pertemuan kelompok dan diputar kembali untuk
mengidentifikasikan episode-episode pemecahan masalah. Skalanya digunakan untuk
menghitung setiap episode. Perubahan-perubahan dalam proses pemecahan merupakan
pengujian dan pertemuan-pertemuan dan beberapa pertemuan. Biasanya, sebuah
kelompok yang terlibat dalam pemecahán masalah yang efektif mengalami regresi.
Pekerja sosial dalam situasi ini akan menguji isi masalah. Demikian pula
peristiwa peristiwa lain dalam kelompok untuk mendiagnosa sumber kesulitan.
Tipe próses penting lainnya, yang juga merupakan satu bentuk pemecahan masalah, adalah kegiatan proses penerangan. Meskipun ini merupakan suatu bagian yang penting dan sebagian besar pendekatan psikoterapi kelompok kita tidak menemukan literatur mengenai evaluasi dampaknya sebagai suatu alat yang spesifik dan diskrit. Kita punya beberapa usul untuk mengevaluasi prosedur ini. Anggota-anggota yang proses-proses interpersonalnya telah diuji dengan cara ini dapat ditanya, setelah prosedur digunakan, urituk mencatat dalam jurnal pribadi apa yang telah mereka pelajari tentang respons-respons mereka pada orang lain dan tentang respons-respons orang lain juga Pemrosesan interaksi mereka berikutnya juga dapat dicatat dalam jurnal tersebut. Pekerja sosial atau pengamat juga dapat membuat catatan tentang tipe-tipe belajar yang mereka anggap terjadi Secara periodik, pekèrja sosial dapat menguji buku harian, atas ijin anggota, untuk menilai jenis belajar yang dilakukan. Diharapkan jenis kerja eksploratori ini dapat membantu pekerja sosial mengembangkan cara-cara belajar yang lebih sistematik tentang pengaruh-pengaruh proses penerangan /penyuluhan.
Proses perubahan yang menarik anggota satu sama lain dan bagi kelompok (suatu komponen utama kekohesifan) merupakan hal yang sangat penting. Kelompok yang berhasil bergantung pada kehadiran dan investment anggota. Oleh karena itu, pekerja sosial harus mendapatkan umpan balik dan anggota, seperti reaksi mereka terhadap
Tipe próses penting lainnya, yang juga merupakan satu bentuk pemecahan masalah, adalah kegiatan proses penerangan. Meskipun ini merupakan suatu bagian yang penting dan sebagian besar pendekatan psikoterapi kelompok kita tidak menemukan literatur mengenai evaluasi dampaknya sebagai suatu alat yang spesifik dan diskrit. Kita punya beberapa usul untuk mengevaluasi prosedur ini. Anggota-anggota yang proses-proses interpersonalnya telah diuji dengan cara ini dapat ditanya, setelah prosedur digunakan, urituk mencatat dalam jurnal pribadi apa yang telah mereka pelajari tentang respons-respons mereka pada orang lain dan tentang respons-respons orang lain juga Pemrosesan interaksi mereka berikutnya juga dapat dicatat dalam jurnal tersebut. Pekerja sosial atau pengamat juga dapat membuat catatan tentang tipe-tipe belajar yang mereka anggap terjadi Secara periodik, pekèrja sosial dapat menguji buku harian, atas ijin anggota, untuk menilai jenis belajar yang dilakukan. Diharapkan jenis kerja eksploratori ini dapat membantu pekerja sosial mengembangkan cara-cara belajar yang lebih sistematik tentang pengaruh-pengaruh proses penerangan /penyuluhan.
Proses perubahan yang menarik anggota satu sama lain dan bagi kelompok (suatu komponen utama kekohesifan) merupakan hal yang sangat penting. Kelompok yang berhasil bergantung pada kehadiran dan investment anggota. Oleh karena itu, pekerja sosial harus mendapatkan umpan balik dan anggota, seperti reaksi mereka terhadap
kelompok pada pertemuan-pertemuan tertentu
atau dalam periode waktu yang lebih lama. Dua atau tiga PC instrumen pertanyaan
dapat dijawab sebelum anggota meninggalkan kelompok ini untuk mencatat seberapa
kuat keinginan mereka untuk kembali (misal : pada skala 7 poin, dan “tidak sama
sekali” sampai “sangat banyak”). Demikian pula kegiatan-kegiatan ätau
diskusi-diskusi. selama pertemuan yang paling berguna dan yang kurang berguna
Yalom menjelaskan skala kekohesifan yang digunakan dengan item-item sebagai
berikut
(skala lima poin):
1. Seberapa sering menurut pendapat anda kêlompók harus bertemu?.
2. Seberápa senang anda berada dalam kelompok ini?
3. Jika sebagian besar anggota-añggóta kelompok anda memutuskan untuk pecah dalam kelompok, sêberapa besar peluang anda untuk
melarangnya ?
4. Apakah anda merasa bahwa dengan bekerja ?
dalam keiompok akan memungkinkan mencapaisébagian besar tujuan-tujuan térapi.?
5 Jika anda dapat mengganti anggota kelompok ánda dengan “anggota këlompok ideal” lain, seberapa banyak pertukaran akan terjadi (kelompok terapis yang eksklusif)?
6. Seberapa tinggi perasaan keterlibatan anda dalam kegiatan-kegiatan.kelompok?
7. Bagaimana perasaan anda tentang partisipasi anda dan kontribusi anda dälam GroupWork?
8. Bagairnana perasaan anda tentang lamanya pertemuan kelompok?
9. Apákah. anda malu menjadi anggota kelómpok penyembuhan?
10. Bagainiana perasaan anda tentang penyembuh kelompok?
11. Bandingkan dengan kelompok-kelompok penyembuhan lainnya seberapa baik dalam bayangan anda GroupWork anda tersebut?
Skala ini dapat dijumlahkan untuk setiap orang dan rata-rata hitung kelompok. Pekerja sosial dapat menghitung median kelompok atau mean (x) sehingga statistik tidak dipengaruhi kuat oleh sejumlah kecil anggota-anggota yang mungkin positif ekstrim atau negatif ekstrim. Perubahan-perubahan dalam këkohesifan dapat diuji dengan mengidentifikasi kebutuhan atau konsekuensi intervensi dalam fenomena ini.
Cara lain untuk mengukur proses kelompok adalah dengan membuat kuesioner yang harus diisi oleh anggota. Misalnya : Bermanfaatkah pertemuan han ini bagi anda ? Jelaskan keteribatan anda dalam sesi hati ini ! Hitung tingkat keterbukaan ánda akan informasi-informasi relevan tentang diri anda atau masalah anda ! Seberapa penting bagi anda masalah yang didiskusikan pada pertémuan saat ini ? lingkarilah dalam skala yang menjelaskan dengan baik tentang hubungan di antara anggota-anggota kelompok dan pemimpin dalam kelompok. Lingkarilah kata-kata yang menjelaskan dengan baik pertemuan hari ini :
bersemangat, membosankan, depresi / menekan, menarik, nyaman. Seberapa puas anda terhadap pertemuan hari ini?
(skala lima poin):
1. Seberapa sering menurut pendapat anda kêlompók harus bertemu?.
2. Seberápa senang anda berada dalam kelompok ini?
3. Jika sebagian besar anggota-añggóta kelompok anda memutuskan untuk pecah dalam kelompok, sêberapa besar peluang anda untuk
melarangnya ?
4. Apakah anda merasa bahwa dengan bekerja ?
dalam keiompok akan memungkinkan mencapaisébagian besar tujuan-tujuan térapi.?
5 Jika anda dapat mengganti anggota kelompok ánda dengan “anggota këlompok ideal” lain, seberapa banyak pertukaran akan terjadi (kelompok terapis yang eksklusif)?
6. Seberapa tinggi perasaan keterlibatan anda dalam kegiatan-kegiatan.kelompok?
7. Bagaimana perasaan anda tentang partisipasi anda dan kontribusi anda dälam GroupWork?
8. Bagairnana perasaan anda tentang lamanya pertemuan kelompok?
9. Apákah. anda malu menjadi anggota kelómpok penyembuhan?
10. Bagainiana perasaan anda tentang penyembuh kelompok?
11. Bandingkan dengan kelompok-kelompok penyembuhan lainnya seberapa baik dalam bayangan anda GroupWork anda tersebut?
Skala ini dapat dijumlahkan untuk setiap orang dan rata-rata hitung kelompok. Pekerja sosial dapat menghitung median kelompok atau mean (x) sehingga statistik tidak dipengaruhi kuat oleh sejumlah kecil anggota-anggota yang mungkin positif ekstrim atau negatif ekstrim. Perubahan-perubahan dalam këkohesifan dapat diuji dengan mengidentifikasi kebutuhan atau konsekuensi intervensi dalam fenomena ini.
Cara lain untuk mengukur proses kelompok adalah dengan membuat kuesioner yang harus diisi oleh anggota. Misalnya : Bermanfaatkah pertemuan han ini bagi anda ? Jelaskan keteribatan anda dalam sesi hati ini ! Hitung tingkat keterbukaan ánda akan informasi-informasi relevan tentang diri anda atau masalah anda ! Seberapa penting bagi anda masalah yang didiskusikan pada pertémuan saat ini ? lingkarilah dalam skala yang menjelaskan dengan baik tentang hubungan di antara anggota-anggota kelompok dan pemimpin dalam kelompok. Lingkarilah kata-kata yang menjelaskan dengan baik pertemuan hari ini :
bersemangat, membosankan, depresi / menekan, menarik, nyaman. Seberapa puas anda terhadap pertemuan hari ini?
Peñgukuran
Penyebaran Atribusi
Kelompok mempengaruhi cara anggotanya
dalam memandang peristiwa-peristiwa. Pekerja sosial tidak dapat menganggap
bahwa diskusi kelompok yang merupakan penyebab akurat beberapa peristiwa
menggambarkan pandangan setiap individü Sejumlah anggota. misalnya mungkin diam
saja dalam percakapan. Apakah mereka setuju dengan apa yang dibicarakan ?
Apakah mereka takut menyuarakan ketidaksepakatan ? Apakah mereka takut
penilaian orang lain? Pekerja sosial harus meminta kepada anggota secara
pribadi untuk menuliskan persepsi mereka tentang penyebab dan suatu peristiwa
atau menurut nilai mereka. Jika pekerja sosial telah meminta kelompok untuk
mendiskusikan pemahamannya tentang peristiwa tersebut, ini dapat dibandingkan
dengan respon-respon setiap individu. Persamaan dan perbedaan, yang dikatakan
individu-individu secara pribadi akan menjelaskan kondisi kelompok, misalnya
harapan anggota agar jujur dalam urun pendapat dan kemampuan beberapa anggota
dalam mengendalikan pendapat-pendapat orang lain.
Instrumen-instrumen
psikologi - Sosial
Instrumen-instrumen yang telah
dikembangkan oléh ilmuwan-ilmuwan sosial juga atau dapat digunakan dengan
beberapa penyesuiain oleh praktisi untuk mengevaluasi perubahan kelompok.
Praktisi yang ingin mengukur perubahan dalam beberapa dimensi kelompok biasanya
dapat menggunakan Instrumen-instrumen dengan mengkonsultasikan pada teks
standar sosiologi kelompok. Beberapa contoh instrumen yang dapat yang diguñakan
adalah instrumen Bale untuk mengamati interaksi. Byrne untuk menilai jika
persamaan anggota dalam kegiatan-kegiatan pilihan dan Crosbie untuk status anggota
(misal: power dan prestise).
EVALUASI
PERUBAHAN - PERUBAHAN LINGKUNGAN
Dasar untuk mengevaluasi perubahan
lingkungan dapat menjadi bukti (self-evident) bila aspek lingkungan yang ditargetkan adalah
beberapa kebijakan khusus atau sumber-sumber. Bukti bahwa kebijakan tertentu
telah berubah dapat merupakan jaminan. Misalnya anggota kelompok yang telah
meningkat kesejahteraannya
atau suatu sekolah yang telah menerbitkan kurikulum baru. Pada sisi lain, perubahan lingkungan yang dicari anggota lebih sulit untuk diidentifikasi karena berhubungan dengan sikap anggota organisasi atau pada interaksi di dalam sistem.
atau suatu sekolah yang telah menerbitkan kurikulum baru. Pada sisi lain, perubahan lingkungan yang dicari anggota lebih sulit untuk diidentifikasi karena berhubungan dengan sikap anggota organisasi atau pada interaksi di dalam sistem.
Tehnik-tehnik
Pengukuran
Beberapa cara untuk menilai perubahan lingkungan menggambarkan laporan resrni, pengalaman pengalaman anggota, dan interview dengan informan, atau mengadministrasikan instrumen-instrumen yang tepat. Kita akan menguraikankan sumber- sumber tersebut.
Beberapa cara untuk menilai perubahan lingkungan menggambarkan laporan resrni, pengalaman pengalaman anggota, dan interview dengan informan, atau mengadministrasikan instrumen-instrumen yang tepat. Kita akan menguraikankan sumber- sumber tersebut.
Laporan
Resmi (Official Reports)
Beberapa alasan untuk menguji hal ini adalah untuk menentukan apakah kebijakan telah, apakah sumber-sumber digunakan secara berbeda atau apakah cara pelayanan yang dilaksanakan telah berubah. Dokumen-dokumen tersebut termasuk laporan tahunan, anggaran, deskripsi pelayanan dan laporan statistik.
Beberapa alasan untuk menguji hal ini adalah untuk menentukan apakah kebijakan telah, apakah sumber-sumber digunakan secara berbeda atau apakah cara pelayanan yang dilaksanakan telah berubah. Dokumen-dokumen tersebut termasuk laporan tahunan, anggaran, deskripsi pelayanan dan laporan statistik.
Pengalaman-pengalaman
Anggota
Anggota-anggota yang terlibat dalam organisasi yang sama dapat mémbandingkan pengalaman-pengalaman mereka ini merupakan hal yang tepat, jika perubahan yang dicari merupakan perilaku organisasi yang mengarah pada anggota-anggota tersebut, seperti jumlah “reinforcement” (penguatan) yang diberikan guru pada muridnya. Contoh lain terjadi pada sebuah kelompok dalam setting rumah sakit. Anggota-anggota kelompok mencari lebih banyak perhatian yang berbudi bahasa dan staf perawat. Anggota-anggota menyetujui pencatatan tentang respon-respon perawat. Hal ini disebarluaskan pada suatu pertemuan antara anggota-anggota kelompok dan wakil-wakil staf perawat bila diputuskan untuk menghadirkan data ini pada suatu pertemuan semua perawat.
Anggota-anggota yang terlibat dalam organisasi yang sama dapat mémbandingkan pengalaman-pengalaman mereka ini merupakan hal yang tepat, jika perubahan yang dicari merupakan perilaku organisasi yang mengarah pada anggota-anggota tersebut, seperti jumlah “reinforcement” (penguatan) yang diberikan guru pada muridnya. Contoh lain terjadi pada sebuah kelompok dalam setting rumah sakit. Anggota-anggota kelompok mencari lebih banyak perhatian yang berbudi bahasa dan staf perawat. Anggota-anggota menyetujui pencatatan tentang respon-respon perawat. Hal ini disebarluaskan pada suatu pertemuan antara anggota-anggota kelompok dan wakil-wakil staf perawat bila diputuskan untuk menghadirkan data ini pada suatu pertemuan semua perawat.
Interview
Beberapa manifestasi organisasional dapat diuji dengan baik melalui interview sensitif dengan tokoh kunci pengamat-pengamat terlätih. Contoh fenomenà yang diukur oleh cara ini adalah label destruktif anggdta-anggota kelompok , suatu bentuk stereotip negatif bagi mereka. Tipe lain dan peristiwa yang memerlukan interview ini adalah bila individu-individu dalam lingkungan tertentu bertindak dengan cara yang tidak diharapkan anggota kelompok dan mampu melanjutkan melalui dukungan informal dan yang lain dalam sistein mereka. Contoh seorang konselor sekolah menyarankan pada semua mahasiswa kulit hitam untuk tidak pergi kuliah. Seorang mahasiswa membawa isu ini menjadi perhatian kelompoknya, dan anggota memutuskan untuk meng-interview guru mereka untuk menemukan seberapa tahu mereka tentang saran tersebut. Kemudian, mereka menginterview kembali gurunya untuk menemukan apakah ada tindakan untuk mencegah jenis diskriminasi ini.
Beberapa manifestasi organisasional dapat diuji dengan baik melalui interview sensitif dengan tokoh kunci pengamat-pengamat terlätih. Contoh fenomenà yang diukur oleh cara ini adalah label destruktif anggdta-anggota kelompok , suatu bentuk stereotip negatif bagi mereka. Tipe lain dan peristiwa yang memerlukan interview ini adalah bila individu-individu dalam lingkungan tertentu bertindak dengan cara yang tidak diharapkan anggota kelompok dan mampu melanjutkan melalui dukungan informal dan yang lain dalam sistein mereka. Contoh seorang konselor sekolah menyarankan pada semua mahasiswa kulit hitam untuk tidak pergi kuliah. Seorang mahasiswa membawa isu ini menjadi perhatian kelompoknya, dan anggota memutuskan untuk meng-interview guru mereka untuk menemukan seberapa tahu mereka tentang saran tersebut. Kemudian, mereka menginterview kembali gurunya untuk menemukan apakah ada tindakan untuk mencegah jenis diskriminasi ini.
Instrumen
Terstruktur
Kelompok, pekerja sosial kelompok, atau keduanya dapat memilih menggunakan instrumen. yang telah dikembangkan untuk mengukur perubahan-perubahan dalam kondisi kondisi lingkungan.
Misalnya: Moos telah mengembangkan sejumlah skala untuk mengukur kondisi-kondisi lingkungan yang mempengaruhi partisipan. Kondisi-kondisi ini, yang mencakup dimensi-dimensi derajat/tingkat struktur, kebebasan mengekspresikan kepercayaan seseorang, dan kehadiran konflik, diuji dengan meminta anggota-anggota organisasi untuk membandingkan. item-item dalam suatu kuesioner. Anggota-anggota kelompok dapat menggunakan instrumen ini untuk mengevaluasi prubahan-perubahan dalam lingkungan, seperti ruang-ruang sekolah, peralatan rumah sakit, lingkungan tempat penyembuhan, atau bahkan masyarakat.
Guerney, dalam sebuah program pelatihan tentang menggunakan kelompok untuk meningkatkan hubungan-hubungan, mengembangkan sejumlah skala untuk mengukur perubahan-perubahan dalam hubungan-hübungan seperti “Skala Hubungan Interpersonal” dan “Skala Perubahan Hubungan”. Item-item dalam skala ini dapat digunakan untuk menilai perubahan-perubahan dalam kualitas hubungan-hubungan, bahkan kendatipun prosedur spesifik yang dikembangkan Guerney tersebut tidak hanya perilaku anggota-anggota kelompok, tetapi juga respon-respon dan significant others, karena bersifat interaksional. Pengukuran-pengukuran tersebut dapat digunakan bila orang-orang lain ini merupakan bagian dan proses Group Work, seperti kelompok-kelompok pasangan atau bila seorang anggota kelompok mengerjakan isu-isu yang melibatkan orang-orang bukan dalam kelompok.
Kelompok, pekerja sosial kelompok, atau keduanya dapat memilih menggunakan instrumen. yang telah dikembangkan untuk mengukur perubahan-perubahan dalam kondisi kondisi lingkungan.
Misalnya: Moos telah mengembangkan sejumlah skala untuk mengukur kondisi-kondisi lingkungan yang mempengaruhi partisipan. Kondisi-kondisi ini, yang mencakup dimensi-dimensi derajat/tingkat struktur, kebebasan mengekspresikan kepercayaan seseorang, dan kehadiran konflik, diuji dengan meminta anggota-anggota organisasi untuk membandingkan. item-item dalam suatu kuesioner. Anggota-anggota kelompok dapat menggunakan instrumen ini untuk mengevaluasi prubahan-perubahan dalam lingkungan, seperti ruang-ruang sekolah, peralatan rumah sakit, lingkungan tempat penyembuhan, atau bahkan masyarakat.
Guerney, dalam sebuah program pelatihan tentang menggunakan kelompok untuk meningkatkan hubungan-hubungan, mengembangkan sejumlah skala untuk mengukur perubahan-perubahan dalam hubungan-hübungan seperti “Skala Hubungan Interpersonal” dan “Skala Perubahan Hubungan”. Item-item dalam skala ini dapat digunakan untuk menilai perubahan-perubahan dalam kualitas hubungan-hubungan, bahkan kendatipun prosedur spesifik yang dikembangkan Guerney tersebut tidak hanya perilaku anggota-anggota kelompok, tetapi juga respon-respon dan significant others, karena bersifat interaksional. Pengukuran-pengukuran tersebut dapat digunakan bila orang-orang lain ini merupakan bagian dan proses Group Work, seperti kelompok-kelompok pasangan atau bila seorang anggota kelompok mengerjakan isu-isu yang melibatkan orang-orang bukan dalam kelompok.
Contoh:
Anggota-anggota
dalam sebuah kelompok siswa SMU dibantu untuk tinggal di sekolah dan untuk
lebih berhasil. Untuk data dasar (baseline data), pekerja sosial kelompok
menggunakan ‘grade” sekolah anggota-anggota selàrna semester sebelumnya;
merespon kuesioner ringkas yang dikembangkan oleh pekerja sosial kelompok
tentang sikap-sikap mereka terhadap sekoah dan proporsi mengerjakan pekerjaan
rumah pada pertemuan kelompok dua minggu pertama. Selama minggu-minggu pertama
ini, pekerja sosial kelompok membantu anggota-anggota untuk menjadi lebih
saling mengenal dan tidak mencoba tindakan apapun untuk mengubah perilaku
sekolah anggota. Pekerja Sosial Kelompok meminta anggota .untuk mencatat
tugas-tugas mereka setiap hari dan mengeceknya apakah sudah selesai. Pengukuran
yang sama ini digunakan bilamana kelompok telah bertemu selarna dua bulan dan
bilamana kelompok diterminasi pada akhir bulan keempat. Beberapa isu proses
kelompok muncul selama empat bulan ini. Pertama, tentang kehadiran
anggota-anggota selama pertemuan-pertemuan pertama. Beberapa kali selama
bulan-bulan ini pekerja sosial kelompok mendistribusikan suatu modifikasi.
Skala kekohesivan yang telah diuraikan sebelumnya. Pekerja sosial kelompok mengungkap
peningkatan kekohesivan, seperti anggota-anggota yang lebih menunjukkan
komitmen pada tujuan-tujuan kelompok dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
program kelompok untuk membuat agar kelompok lebih menarik.
Dalam satu hal, beberapa kelompok yang kurang menunjukkan komitmen pada tujuan-tujuan kelompok juga sangat berpengáruh pada orang lain. Pekerja-pekerja sosial kelompok meminta anggota-anggota kelompoknya secara terpisah untuk mendaftar anggota-anggota kelompok yang paling berpengaruh pada mereka. Hasil survey yang disajikan pada kelompok mengarah pada diskusi yang penuh pendapat tentang bagaimana dan mengapa anggota-anggota dipengaruhi oleh sesamanya. Kuesioner yang sama menunjukkan sejumlah perubahan tentang siapa mempengaruhi siapa yang diyakini pekerja sosial kondusif mencapat tujuan anggota. Makna membantu anggota mencakup jaminan dukungan guru. Beberapa guru .memberikan label negatif pada anggota kelompok dan kegagalan mereka dalam keberanian telah didemoralisasikan. Kelompok mengundang guru untuk duduk didalam beberapa pertemuan dalam rangka mempelajari upaya-upaya anggota. Setelah itu, anggotä-anggota kelompok dengan guru-guru tersebut di kelas mencatat semua transaksi. Catatan-catatan tersebut disajikan dalam pertemuan-pertemuan kelompok untuk membantu anggota-anggota menilai perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh intervensi yang dilakukan oleh guru.
Dalam satu hal, beberapa kelompok yang kurang menunjukkan komitmen pada tujuan-tujuan kelompok juga sangat berpengáruh pada orang lain. Pekerja-pekerja sosial kelompok meminta anggota-anggota kelompoknya secara terpisah untuk mendaftar anggota-anggota kelompok yang paling berpengaruh pada mereka. Hasil survey yang disajikan pada kelompok mengarah pada diskusi yang penuh pendapat tentang bagaimana dan mengapa anggota-anggota dipengaruhi oleh sesamanya. Kuesioner yang sama menunjukkan sejumlah perubahan tentang siapa mempengaruhi siapa yang diyakini pekerja sosial kondusif mencapat tujuan anggota. Makna membantu anggota mencakup jaminan dukungan guru. Beberapa guru .memberikan label negatif pada anggota kelompok dan kegagalan mereka dalam keberanian telah didemoralisasikan. Kelompok mengundang guru untuk duduk didalam beberapa pertemuan dalam rangka mempelajari upaya-upaya anggota. Setelah itu, anggotä-anggota kelompok dengan guru-guru tersebut di kelas mencatat semua transaksi. Catatan-catatan tersebut disajikan dalam pertemuan-pertemuan kelompok untuk membantu anggota-anggota menilai perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh intervensi yang dilakukan oleh guru.
Latihan
Pencaatatan Group Work
Tujuan-tujuan:
1. Memahami komponen-komponen pencatatan praktek group work
2. Mengembangkan keakuratan dalam mencatat sesi-sesi kelompok.
Tujuan-tujuan:
1. Memahami komponen-komponen pencatatan praktek group work
2. Mengembangkan keakuratan dalam mencatat sesi-sesi kelompok.
Prosedur.:
1. Màhasiswa mereview dan mendiskusikan pencatatan sesi-sesi kelompok.
2. Mahasiswa mengamati contoh suatu. sesi kelompok. Misalnya role playing, tape, film, atau berbentuk tulisan yang rinci suatu sesi group work.
3. Setiap mahasiswa meiengkapi / mengisi format pencatatan groupwork yang disajikan dalam bab ini.
4. Guru atau pelatih memimpin diskusi dalam kelompok pelatihan atau kelas dasar tentang bagaimana setiap orang merespon setiap item dalam format. Perbedaan-perbedaan dalam respon -respon dicatat dan didiskusikan sebagai suatu alat untuk meningkatkan keterampilan anggota dalam menggunakan format tersebut
1. Màhasiswa mereview dan mendiskusikan pencatatan sesi-sesi kelompok.
2. Mahasiswa mengamati contoh suatu. sesi kelompok. Misalnya role playing, tape, film, atau berbentuk tulisan yang rinci suatu sesi group work.
3. Setiap mahasiswa meiengkapi / mengisi format pencatatan groupwork yang disajikan dalam bab ini.
4. Guru atau pelatih memimpin diskusi dalam kelompok pelatihan atau kelas dasar tentang bagaimana setiap orang merespon setiap item dalam format. Perbedaan-perbedaan dalam respon -respon dicatat dan didiskusikan sebagai suatu alat untuk meningkatkan keterampilan anggota dalam menggunakan format tersebut
0 comments:
Post a Comment